Tidak sedikit jamaah haji atau umroh asal Indonesia yang tidak tahu dan tidak melihat posisi sang imam ketika memimpin pelaksanaan sholat bahkan tidak mengenal biodata sang imam, padahal sudah selayaknya makmum mengenal siapa yang mengimami pelaksanaan sholatnya.
Imam Masjidil Haram yang sering membuat hati terenyuh ini sebenarnya bernama Shaikh Abdurrahman Assudais atau biasa di panggil Imam Sudaisy. Sedangkan nama panjang beliau adalah Abdurrahman bin Abdul Aziz as-Sudais an-Najd, itu nama lengkapnya, tapi biasanya orang hanya menyebut Imam As Sudais.
Beliau berasal dari Bani Anza, dilahirkan di Riyadh Arab Saudi Tahun 1961. Sudais belajar di SD Al-Muthana bin Harits, dan setelah itu kuliah di Riyadh Scientific Institution dan lulus tahun 1979 (umur 17–18 tahun) dengan nilai baik. Ia memperoleh ijazah Syariah dari Universitas Riyadh pada tahun 1983 (umur 21–22 tahun), dan menjadi anggota PPI (Pengetahuan Pokok Islam) sebagai pemberi ceramah atau dosen. Ia mempelajari Islam dari gurunya di Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud pada tahun 1987 (umur 25–26 tahun) dan menerima gelar Ph.D. Ia aktif di Universitas Syariah Islam Ummul Qura pada tahun 1995 (umur 33–34 tahun) sebagai asisten profesor setelah aktif di Universitas Riyadh.
Syeikh Sudais Imam Masjidil Haram
Beliau mulai menghapal Al-Quran ketika usia 12 tahun. Ketika Syaikh Sudais dalam usia anak-anak, ibunya selalu mengatakan padanya, “Wahai ‘Abdurrahman, hafalkanlah qur’an. Insya Allah engkau akan menjadi imam Masjidil Harom.” Demikian dorongan motivasi dari ibunya agar Syaikh Sudais kecil bisa termotivasi menghafalkan qur’an. Lalu setiap kali Syaikh Sudais kecil datang ke Masjidil Haram, ia melihat lebih dekat bagaimanakah tingkah laku imam di sana. Kemudian di pikirannya terbayang, apakah mungkin dia akan seperti itu (menjadi imam Masjidil Harom) dari hari ke hari? Hingga akhirnya Pada tahun 1404 H beliau ditunjuk sebagai Imam dan Khotib Masjid al-Haram, Makkah. Di sana pertama kalinya beliau menjadi imam pada sholat Ashr tanggal 22 Sya’ban 1404H (22 Agustus 1404 H). Dan hingga saat ini beliau merupakan Imam besar di Masjidil Haram.
Bacaan beliau sangat fasih, mulai dari tajwid, panjang pendek dan hapalannya juga sangat luar biasa. Nada atau irama mengajinya juga amat sangat merdu dan menyentuh Qalbu, kalau didengarkan dengan seksama, ada penekanan-penekanan pada ayat tertentu. Biasanya pada ayat yang menjelaskan tentang adzab dan siksa neraka, otomatis suara beliau yang amat merdu menjadi tinggi dan melengking, bahkan tidak jarang beliau membaca sambil menangis (karena tahu arti dan maksud ayat tersebut) sehingga makmum yang ikut sholat bersama beliaupun ikut terenyuh saat sholat bersama beliau.
Biasanya posisi beliau ketika mengimami sholat di Masjidil Haram itu berada tepat didepan pintu Kabah, dengan pengawalan keamanan Masjidil Haram saat masuk masjid, saat sholat dan saat keluar dari masjid. Jadi memang sangat sulit bagi kita untuk mendekati beliau dan bersalaman sebab pengawalan yang begitu ketat. Kita mungkin hanya dapat melihat beliau dari kejauhan dengan perasaan kagum dan iringan doa semoga Allah menjadikan salah satu keturunan kita menjadi imam Masjidil Haram seperti beliau
Sumber :
http://labbaik.id/artikel/211-mengenal-imam-masjidil-haram