Gejala hipotermia
Ketika sobat mengalami kedinginan, sobat mungkin akan menggigil. Itu adalah salah satu cara yang dilakukan tubuh supaya suhu tetap hangat. Tapi, menggigil saja tidak berarti sobat memiliki penyakit hipotermia.
Bagaimana kita tahu jika seseorang memiliki hipotermia ? Ini dia tanda-tanda orang yang mengalami hipotermia.
- kebingungan atau timbulnya rasa kantuk
- melambatnya pikiran, bicara cadel, atau bernapas dangkal
- lemahnya nadi
- perubahan perilaku atau kebiasaan
- kekakuan pada lengan atau kaki
- kontrol yang buruk (lambat bereaksi) terhadap gerakan tubuh
Suhu tubuh normal adalah 37 ° C. Beberapa derajat lebih rendah, misalnya, 35 ° C, itu bisa berbahaya. Hal itu dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur, menyebabkan masalah jantung dan kematian.
Jika sobat berpikir seseorang sedang mengalami hipotermia, gunakan termometer untuk mengetahui suhu badannya. Pastikan ketika mengukur, posisi termometer berada di bawah titik terendah. Ketika suhu nilainya tidak naik di atas 35,5 ° C, sebaiknya meminta bantuan darurat misalnya memanggil petugas kesehatan.
Sementara sobat menunggu bantuan datang, jagalah suhu tubuh pasien supaya tetap hangat dan kering. Kalau mungkin coba pindahkan dia ke tempat yang lebih hangat. Tutupi tubuhnya dengan selimut, handuk, mantel atau apa saja yang bisa dipakai. Bahkan kehangatan tubuh sobat pun akan membantu. Berikan juga sesuatu yang hangat untuk diminum misalnya air putih hangat, tapi jangan dikasih alkohol atau minuman berkafein seperti kopi.
Agar terhindar dari hipotermia
- Cobalah untuk tinggal jauh dari tempat dingin. Perubahan dalam tubuh seperti datangnya penuaan dapat membuat lebih sulit bagi sobat untuk menyadari hal ini.
- Sobat mungkin tidak selalu bisa menghangatkan diri. Perhatikan dulu ke mana atau di mana sobat berada.
- Periksa prakiraan cuaca. Cobalah untuk tinggal di dalam atau di tempat yang hangat pada hari yang dingin dan berangin. Jika sobat harus pergi keluar, memakai pakaian hangat termasuk topi dan sarung tangan, sebuah mantel atau jaket tahan air dapat membantu sobat supaya tetap hangat terutama jika kondisi dingin dan bersalju.
- Kenakan beberapa lapis pakaian longgar ketika cuaca dingin. Jangan memakai pakaian ketat karena dapat membuat darah sobat mengalir dengan bebas dan hal ini dapat menyebabkan hilangnya panas pada tubuh.
- Tanyakan kepada dokter, bagaimana obat yang kita pakai/konsumsi bisa mempengaruhi panas tubuh. Beberapa obat-obatan yang digunakan oleh orang tua, dapat meningkatkan risiko hipotermia diantaranya obat yang digunakan untuk mengobati kecemasan, depresi, atau mual.
- Ketika suhu telah turun, minumlah minuman penghangat tubuh yang halal dan bagus buat kesehatan misalnya wedang jahe.
- Pastikan sobat mengkonsumsi makanan yang cukup untuk menjaga berat badan sobat. Jika sobat tidak makan dengan baik dan masih memiliki sedikit lemak di bawah kulit, sobat masih beruntung karena lemak tubuh membantu sobat untuk tetap hangat.
Beberapa penyakit bisa membuat lebih sulit bagi tubuh sobat agar tetap hangat. Biasanya karena masalah dengan sistem hormon tubuh seperti hormon tiroid yang rendah (hypothyroidism), masalah kesehatan yang membuat darah mengalir normal (seperti diabetes), dan beberapa masalah kulit di mana tubuh akan kehilangan panas berlebih dari biasanya.
Beberapa masalah kesehatan juga bisa membuat sulit bagi seseorang untuk memakai lebih banyak pakaian dan menggunakan selimut. Sebagai contoh arthritis parah, penyakit Parkinson, atau penyakit lain yang membuatnya sulit untuk bergerak, stroke atau penyakit lain yang dapat membuat lumpuh,
hilangnya ingatan atau cedera lainnya.
Tinggal dalam ruangan hangat
Berada di sebuah bangunan dengan shu ruang yang dingin juga dapat menyebabkan hipotermia. Bahkan, hipotermia dapat terjadi pada seseorang di panti jompo atau kamar berkelompok (kamar sewa) jika tidak mempunyai suhu ruang yang hangat. Orang-orang yang sudah sakit dan memiliki masalah khusus mungkin perlu menjaga agar suhu tetap hangat. Jika seseorang yang sobat kenal berada di suatu tempat dan memiliki penyakit hipotermia, perhatikan suhu di dalamnya dan apakah orang itu sudah berpakaian cukup hangat.
Jika sobat mempunyai penyakit ini, menjaga suhu antara 15,5 ° C dan 18,3 ° C di rumah atau apartemen, mungkin belum cukup hangat untuk membuat sobat aman dari gangguan hipotermia. Bagi sebagian orang, suhu ini dapat berkontribusi menyebabkan hipotermia. Akan menjadi masalah khusus jika sobat hidup sendiri karena tidak ada orang lain di rumah sebagai penolong jika sobat mengalami gejala hipotermia. Jika ada fasilitas penghangat ruangan, aturlah termostat pada kisaran 20 ° C sampai 21 ° C. Jika ada pemadaman listrik, segeralah untuk tinggal dengan keluarga atau teman terdekat.
Sobat mungkin tergoda untuk menghangatkan kamar dengan sebuah pemanas ruangan. Tapi, beberapa pemanas ruangan cukup berbahaya dan bisa menyebabkan kebakaran jika kita tidak tahu pengoperasiannya bahkan bisa juga menyebabkan keracunan karbon monoksida. Sebaiknya sobat baca dulu sedikit informasi tentang penggunaan pemanas ruangan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan :
- Pastikan pemanas ruangan sobat telah disetujui oleh laboratorium pengujian yang diakui.
- Pilih ukuran pemanas yang tepat sesuai luas ruangan.
- Tempatkan pemanas pada permukaan yang datar.
- Jauhkan dari anak-anak dan hewan peliharaan.
- Jauhkan dari hal-hal yang mudah terbakar seperti cat, pakaian, selimut, tirai, dan kertas.
- Jika pemanas sobat mengandung api, pastikan untuk menjaga jendela supaya tetap terbuka setidaknya satu inci dan pintu juga sebaiknya terbuka untuk ventilasi udara yang baik.
- Mematikan pemanas ketika meninggalkan ruangan atau pergi ke tempat tidur.
- Pastikan alarm asap juga bekerja.
- Letakkan detektor karbon monoksida di dekat tempat tidur.
- Siapkan juga tabung pemadam kebakaran.